Sabtu, 17 Agustus 2019

MAKALAH : ILMU NUZUL AL-QUR’AN


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Betapa pun awamnya seorang muslim, setidaknya ia tahu bahwasannya sumber utama ajaran agama yang dianut islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk lafal Arab dengan perantara malaikat jibril sebagai pedoman umat agar kita memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat. Di dalam Al-Qur’an sendiri banyak sekali pelajaran hidup yang dapat kita kaji.
Tetapi sebelum kita mempelajari Al-Qur’an lebih dalam lagi, alangkah baiknya kita tahu tentang asal usul Al-Qur’an dahulu yaitu dengan mengetahui tentang turunya Al-Qur’an, bagaimana proses dan tahapan Al-Qur’an bisa ada di bumi ini,  dan apa saja hikmah yang tekandung didalam turunya Al-Qur’an yang bertahap-tahap. Dari sinilah makalah ini kami susun dengan harapan agar kita semua semakin mengenali Al-Qur’an, semakin cinta kepada Al-Qur’an dan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kita khususnya tentang Nuzulul Qur’an.
B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari nuzulul qur’an?
2.    Bagaimana proses dan tahap-tahap turunnya Al-Qur’an?
3.    Hikmah apa yang terkandung dalam penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur?
C.  Tujuan
1      Untuk mengetahui pengertian dari nuzulul qur’an
2      Untuk mengetahui proses dan tahap-tahap turunnya Al-Qur’an
3      Untuk mengetahui hikmah apa yang terkandung dalam penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur





BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Nuzulul Qur’an
Secara etimologis Nuzulul Qur’an terdapat dua kata yaitu kata An-nuzul dan Al-Qur’an. An-nuzul secara etimologis berarti  al-hulul, yaitu penurunan atau bergeraknya sesuatu dari atas ke bawah. Sedangkan Al-Qur’an yaitu firman allah yang telah diturunkan melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman umat islam. Dengan demikian Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya firman dari Allah SWT melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, pedoman dan petunjuk kepada hambanya
B.  Proses dan Tahap-tahap turunya Al-Qur’an
Menyambung pengertian tentang nuzulul qur’an di atas dalam proses turunnya Al-Qur’an ini sebenarnya pendapat ulama berbeda-beda, tapi secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1.    Pendapat pertama menyatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan sekeligus.  Pandangan ini berdasarkan dalil-dalil:
-       Dalam Al-Qur’an surah Al-qadar: 1
إِنَّآ أَنْزَلْنٰهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ 
“sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam lailatul qadar” (QS.Al-Qadar: 1).
-       Dalam Al-Qur’an surah Al-Dukhan: 3
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚإِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“sesungguhnya kami telah menurunkan (Al-Qur’an) pada suatu malam yang diberjahi.” (QS.Al-Dukhan: 3).
2.    Pendapat kedua melihat bahwa pendapat pertama ini bertentangan dengan kenyataan historis yang menunjukan bahwa Al-Qur’an diturunkan selama kurang lebih 23 tahun, oleh karenanya mayoritas ulama berpendapat bahwa dua ayat tersebut menjelaskan awal mula turunya Al-Qur’an secara keseluruhan di bulan romadhon ke lauh mahfudz, kemudian jibril as menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi SAW sesuai kejadian dan peristiwa selama kurang lebih 23 tahun yakni 13 tahun ketika Nabi di makkah sebelum hijrah dan 10 tahun ketika Nabi sesudah hijrah ke madinah.
Dalam proses pewahyuannya terdapat beberapa cara untuk menyampaikan wahyu yang dibawa Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad, diantaranya :
·       Malaikat Jibril memasukkan wahyu ke dalam hati Nabi. Dalam hal ini, Nabi tidak melihat sesuatu apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam kalbunya. Mengenai hal ini, Nabi mengatakan: Ruhul Qudus mewahyukan ke dalam kalbuku (QS. asy-syura).
·       Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi menjadi seorang lelaki yang mengucapkan kata-kata kepadanya sehingga Nabi mengetahui dan dapat menghafal kata-kata itu.
·       Wahyu datang kepada Nabi seperti gemerincingnya lonceng. Cara ini dirasakan paling berat bagi Nabi. Kadang pada keningnya berkeringat, meskipun turunnya wahyu di musim dingin. Kadang unta Baginda Nabi terpaksa berhenti dan duduk karena merasa berat bila wahyu turun ketika Nabi sedang mengendarai unta.
·       Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi, tidak berupa seorang laki-laki, tetapi benar-benar sebagaimana rupa aslinya (QS. an-Najm:13-14).
Setelah mengetahui proses turunnya dan pewahyuannya Al-Qur’an dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, berikut tahap-tahap turunya Al-Qur’an ada 3 tahap, yaitu :
1.    Tahap pertama, Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Al-Mahfudh
Tidak seorang pun yang mengetahuinya apakah keberadaan Al-Qur’an di lauh al-mahfudh dibawa jibril a.s. atau tidak, hanya AllahSWT yang tahu. Namun Allah SWT telah memberitahukan kepada kita lewat firman-Nya, dalam QS Al-Buruj : 21-22, yang artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
Ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an telah ada di Lauh Al-Mahfudh. Lauh Al-Mahfudh ialah tempat azali yang tertulisnya segala sesuatu baik yang ada maupun yang belum ada. Kewajiban kita adalah mengimaninya, karena tidak terdapat satu pun dalil tentang bagaimana proses Al-Qur’an sehingga ada di Lauh Al-Mahfudh dan seperti apa pena yang digunakan untuk menulisnya.
2.    Tahap kedua, Al-Qur’an turun dari Lauh Al-Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit dunia)
Yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Al-Mahfudh , kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Apakah Al-Qur’an itu diturunkan secara keseluruhan setelah keNabian ataukah sebelum keNabian? Namun pendapat yang lebih kuat bahwa Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan dari Lauh Al-Mahfudh ke langit dunia sebelum keNabian. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Qur’an di bawah ini: qs ad-dukhaan 44: 3
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚإِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
Ayat di atas menunjukkan, bahwa Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan ke langit dunia pada bulan Ramadhan malam lailatul kadar. Tidak ada satu pun dalil yang mengatakan bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan secara keseluruhan. Hal ini didukung oleh ayat Al-Qur’an surah al israa 17 :106. Dari surah al israa cukup jelas menerangkan bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidak sekaligus dalam satu waktu, tapi secara bertahap (munajjaman)
3.    Tahap ketiga, Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah kepada Nabi Muhammad SAW
Yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh Al-Mahfudh, lalu diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad SAW dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain tersebut dalam QS  Asy-Syu`ara’ : 193-194, dan Al-Furqan :32,  sebagai berikut arti dari masing-masing surah tersebut:
Artinya : Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (Asy-Syu`ara’: 193-194).
Artinya : Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja. Demikianlah supaya Kami perbuat hatimu dengannya dan Kami (menurunkan) dan membacakannya kelompok demi kelompok (Al-Furqan ayat 32).
C.  Hikmah yang tekandung dalam penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur.
Hikmah diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur itu  sangat banyak manfaatnya, baik bagi pribadi Nabi Muhammad SAW, masyarakat arab ketika masa Al-Qur’an diturunkan maupun bagi umat setelah masa sahabat. Adapun hikmah turunya Al-Qur’an secara berangsur-angsur bagi pribadi Nabi Muhammad SAW adalah :
1.    Menepis keraguan hati Nabi Muhammad SAW akan kebenaran wahyu yang diterimanya (QS.Yunus : 20).
2.    Menghilangkan kegelisahan yang sering dihadapi Nabi Muhammad SAW ketika lama tidak menerima wahyu.
3.    Memberikan kekuatan kepada Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi tekanan dan intimidasi orang-orang Quraisy.
4.    Meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW dengan mencerikan kisah-kisah Nabi sebelumnya.
Sedangkan manfaat bagi masyarakat arab ketika masa Al-Qur’an diturunkan adalah untuk :
1.    Mempermudah sahabat dalam menghafalkan, memamahami, dan mengamalkan Al-Qur’an.
2.    Merubah tradisi secara bertahap sehingga tidak terjadi kejutan dan loncatan tradisi yang dapat mengakibatkan masyarakat antipati terhadap ajaran Al-Qur’an.
Sementara manfaat turunya alqur’an berangsur-angsur bagi umat setelah masa sahabat  adalah untuk :
1.    Memermudah memahami tahapan-tahapan penetapan hukum.
2.    Memepermudah mengetahui turunnya ayat Al-Qur’an  sehingga dapat diketahui mana ayat yang tergolong dalam makiyah dan yang madaniyah.
3.    Mempermudah mengetahui nasikh dan mansyukh.

BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
Nuzulul Qur’an adalah proses turunnya firman dari Allah SWT melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, pedoman dan petunjuk kepada hambanya. Yang terdiri dari 30 juz 6666 ayat dan 114 suroh, yang diturunkan secara berangsur-angsur dan bertahap selama 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Adapun tahapannya yaitu :
-       Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Al-Mahfudh
-       Al-Qur’an turun dari Lauh Al-Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit dunia)
-       Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam penurunan Al-Qur’an yang dilakukan secara berangsur-angsur memiliki banyak manfaat baik bagi pribadi Nabi Muhammad SAW, bagi sahabat dan masyarakat saat masa Al-Qur’an maupun bagi masyarakat setelah Al-Qur’an.
B.  SARAN
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa menjadikan kita lebih mengenali Al-Qur’an, dan bisa menambah kecintaan kita terhadap Al-Qur’an, Kususnya pada pelajaran ulumul Qur’an nanti kita bisa lebih menikmatinya dengan nyaman karna telah berkenalan dengan Al-Qur’an.





DAFTAR PUSTAKA
Ash shiddieq, T. M. H. 2000. Ilmu-Ilmu Al Qur’an. Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA.
Ash shiddieq, T. M. H. 2000. Sejarah & Pengantar Ilmu Al Qur’an dan Tafsir. Semarang: PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA.
Hamid, Abdul. 2015. Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Suma, M.A. 2013. Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajawali Pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar